Friday, December 8, 2017

Syekh Musthafa Husein dan Otobiografinya


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Syekh Musthafa Husein)
_________________________________________________________









__________________

Kata Pengantar
__________________

Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!

Postingan iniadalah pendalaman dari link :
http://galeri1msad.blogspot.co.id/2012/12/kisah-dari-pesantren-purba-baru.html
http://galeri1msad.blogspot.co.id/2012/12/sekilas-tentang-seh-musthafa-husein-seh.html
http://galeri1msad.blogspot.co.id/2012/12/sekilas-tentang-para-murid-dan-bidang.html

Selamat menyimak...!

____________________________________

Sekilas info Syekh Musthafa Husein
____________________________________

* Pemahaman Awal

Syeikh Musthafa Husein Al-Mandili Lahir di Tano Bato 1886,
meninggal 1955; Umur 59 Tahun adalah Ulama Indonesia dan
Pendiri Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru.

Namanya diabadikan di gedung utama IAIN Sumatera Utara, Medan,
Sumatera Utara, pesantren tertua di Sumatera yang telah
memiliki alumni terbesar di seluruh pelosok Tanah Air,
banyak alumni Musthafawiyah yang melanjutkan kuliah ke berbagai
perguruan tinggi di dalam maupun luar negeri dan telah berhasil
di berbagai bidang. Syekh Musthafa Husein yang lebih dikenal
dengan sebutan Tuan Syeikh Purba atau Tuan Na Tobang ( na tobang
adalah bahasa daerah yang artinya tua ).


* Keluarga

Syekh Musthafa Husein lahir dari keluarga yang berada. Bapaknya
adalah seorang pedagang hasil bumi di Pasar Tanobato serta sudah
pula melakukan ibadah haji. Bapaknya berasal dari Huta ( sekarang
desa ) Purbabaru, namun kakek-kakeknya berasal dari Panyabungan
Julu dan ibunya berasal dari Ampung Siala, Batang Natal.

Syekh Musthafa Husein yang pada masa kecilnya bernama Muhammad
Yatim adalah anak ke 3 dari 8 orang bersaudara, anak dari
H. Husein dan Hj Halimah.

Anak tertua ( pertama ) adalah Nuruddin menetap dan wafat
di Malaya (Malaysia)
Hamidah wanita kawin dan wafat di Panyabungan
Muhammad Yatim riwayat hdupnya yang sedang dibahas
Siddik gelar Mangkuto Saleh menetap dan wafat di Kayulaut Mandailing
Saleh menetap dan waqfat di Medan
Mardin ( H. Umnaruddin ) menetap dan wafat di Mekkah Saudi Arabia
Harun menetap dan wafat di Pekalongan, Jawa Tengah
Abdul Gani meninggal hanyut sewaktu Pasar Tanobato mendapat
serangan banjir besar pada malam Ahad, tanggal 28 Nopember 1915.
Adapun Muhammad Yatim sendiri yang sesudah nikah dengan nama
Musthafa Husein menikah dengan Habibah dari desa Hutapungkut,
Kotanopan ia mempunyai 9 orang anak yaitu :

Siti Aisyah
Hj Ramlah
H. Abdullah
Sa’diyah
Asmah
Azizah
Fatimah
Abdul Kholik
Faridah

* Kelahiran dan masyarakat sekitar

Musthafa Husein lahir pada tahun 1886[1], di Tano Bato[5],
dari keluarga kaya masyarakat biasa. Keadaan masyarakat pada
masa kelahirannya kebanyakan berada dalam keadaan menyedihkan
dan tertekan.

Pemerintah kolonial Belanda pada masa sebelumnya membawa sistem
paksa dalam penanaman kopi beserta pengangkutannya dari pedalaman
ke pantai. ( Pada masa itu pemerintah kolonial membangun pergudangan
kopi di Pekantan di daerah pedalaman Sumatera di dekat
perbatasan dengan daerah Pasaman, Sumatera Barat, Muarasipongi,
Kotanopan, Maga, Pasar tanobato,Tapus dan Natal .

* Menuntut Ilmu

Muhammad Yatim awalnya mengaji di Hutapungkut dalam bimbingan
Syekh Abdul Hamid [1], sekitar 2 tahun ( 1898 – 1900 ). Dalam
pengajian 2 tahun itu pengajiannya hanya sekali seminggu yaitu
pada setiap hari Ahad. Di luar hari mengaji Muhammad Yatim
mengikuti Syekh Abdul Hamid ke kebun kopi yang jaraknya 3 KM
dari desa Hutapungkut. Tidak jarang mereka bermalam di kebun
dan baru kembali ke desa menjelang pengajian berlangsung.

Sesudah pengajian di Hutapungkut Muhammad Yatim dianjurkan oleh
gurunya Syekh Abdul Hamid untuk memperdalam ilmu agama Islam ke
Mekkah, Saudi Arabia. Dan ini pula sejalan dengan harapan orang
tuanya. Pada sekitar bulan Rajab tahun 1900 ia berangkat ke Mekkah,
Saudi Arabia bersamaan dengan keberangkatan orang-orang yang
akan melaksanakan ibadah haji. Keberangkatan ini dibiayai separuhnya
oleh orang tuanya.

Pada 5 tahun pertama sesudah belajar di Masjidil Haram Mekkah
Saudi Arabia Muhammad Yatim merasa bahwa dia tidak memperoleh
ilmu, lalu dia pernah memutuskan akan pindah belajar ke Mesir.
Walau belum dikonsultasikan dengan orang tuanya.

Semua barang-barang sudah dikemasi dan tinggal menunggu keberangkatan.
Pada saat menunggu keberangkatan ( menunggu keberangkatan kapal )
dia berjumpa dengan salah seorang pelajar yang berasal dari
Palembang yang juga sedang menuntut ilmu agama Islam di
Masjidil Haram Mekkah.

Kepada pelajar ini Muhammad Yatim menuturkan bahwa dia mau
pindah belajar dari Masjidil Harom, Mekkah ke Mesir karena
sesudah 5 tahun belajar dia belum merasa mendapatkan ilmu.
Pelajar yang berasal dari Palembang itu mengajak Muhammad Yatim
berdiskusi serta membantu menjelaskan pelajaran yang ada
selama ini di Masjidil Haram, Mekkah. Sejak itu Muhammad
Yatim mulai memahami
perlajaran-pelajaran yang ada selama ini.

Dan akhirnya dia mencabut kembali keputusannya untuk tidak
jadi pindah ke Mesir. Seterusnya dia kembali belajar di Masjidil
Haram sebagaimana sediakala. Semenjak itu para gurunya mulai
mengenalnya lebih baik. Pada saat yang demikian guru-gurunya
mengubah namanya dari Muhammad Yatim menjadi Musthafa berarti
orang pilihan.

Dalam belajar di Masjidil Haram Mekkah yang cara belajarnya
secara halaqoh ( belajar dengan duduk bersila mengelilingi guru
dan mengambil tempat di serambi mesjid ) dia belajar kepada
ulama-ulama yang terkenal pada masa itu
seperti :

Syekh Abdul Qadir bin Shobir Al-Mandili
Syekh Ahmad Sumbawa
Syekh Saleh Bafadhil
Syekh Ali Maliki[1]
Syekh Umar Bajuned[1]
Syekh Ahmad Khatib Sambas[1][5]
Syekh Abdul Rahman[1]
Syekh Umar sato
Syekh M. Amin Mardin.
Syekh Mukhtar Aththorid Al-Boghori
Dan ilmu-ilmu yang dipelajarinya melalui agama Islam seperti :

Al Quran
Bahasa Arab beserta tata bahasanya
Tafsir
Fiqih
Hadits
Tauhid
Ilmu Falak
Balaghah
‘Arudl
Qosidah Barzanji
Pelajaran-pelajaran ini diikutinya secara berurutan


____________

Penutup
____________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

...dan...

Wassalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!



_____________________________________________________________
Cat :
Wikipedia Indonesia

No comments:

Post a Comment