Saturday, December 5, 2015

Danau Qarun dan Seluk Beluknya

#SELAMAT MALAM PARA KAUM MUSLIMIN MUSLIMAT#
(Menyimak info sekitar Danau Qarun)
___________________________________________________________________












_____________________

Kata Pengantar
_____________________

Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!

Postingan ini adalah pendalaman dari link :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2015/12/qarun-harta-karun-dan-danau-qarun.html
yang mana penulis mengurai tentang istilah "Harta Qarun" sebagai
suatu istilah yang berasal dari Mesir lewat Qisah Qarun.

Sebagaimana kita ketahui secara sekilas, "Bahwa manusia pemilik
harta yang banyak  ini pada akhirnya di tenggelamkan Alla Swt.

Nah...!

Bagimana kisah tenggelam-nya ini di kisahkan dalam Qur'an dan
dimana persisnya beliau di tenggelamkan, serta bagimana kondisi
dari wilayah tempat tenggelam-nya Qarun ini adalah isi dari
postingan ini.

Selamat menyimak...!
_________________________________________

Kisah Singkat tentang Qarun Dalam Qur'an
________________________________________



















Kisah Qarun dalam al-Qur’an banyak disebutkan dalam surat al-Qashash.

“Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya
terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan
harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang
yang kuat-kuat.

(Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu
bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu
membanggakan diri.” (QS: al_Qashash: 76)

Dari ayat tersebut jelas bahwa Qarun merupakan salah satu kaum Nabi
Musa. Menurut Ibnu Ishak, Qarun adalah pamannya Nabi Musa. Sementara
menurut A’masy dan lainnya, dan pendapat ini pendapat masyhur, Qarun
adalah sepupu Nabi Musa. Ayah nabi Musa yang bernama Imran adalah kakak
dari ayah Qarun yang bernama Yashhar.

Baik Nabi Musa maupun Qarun adalah keturunan Nabi Ya’kub, karena keduanya
merupakan cucu dari Laway dan Laway adalah putra Nabi Ya’kub, saudara
Nabi Yusuf, hanya berbeda ibu.

Qarun merupakan leluhur Bani Israil.Hanya, semasa hidupnya banyak
memeras dan hidup dari keringat Bani Israil.Karena itu, tidak heran
apabila sebagian besar Bani Israil sendiri membencinya.

Pada awalnya Qarun adalah seorang yang sangat shaleh, baik, senantiasa
mengikuti perintah Nabi Musa, hanya saja ia hidup dalam kemiskinan.
Suatu hari ia datang menghadap Nabi Musa, agar ia didoakan menjadi
orang kaya, sehingga ibadahnya bisa lebih rajin, dan dapat membantu
saudara-saudaranya Bani Israil.

Nabi Musa lalu mendoakannya, dan dengan idzin Allah, Qarun menjadi
sangat kaya raya.Ia bukan hanya sukses dalam beternak, akan tetapi juga
diangkat menjadi salah satu menteri oleh Ramses II, yang hidup pada
saat itu.

Cita-citanya untuk menjadi orang kaya kini sudah tercapai.Namun,
sayang, kekayaannya telah menjadikannya lupa dan durhaka. Niat awal
agar lebih khusyu ibadah dan membantu sesama, tidak pernah ia jalani.
Qorun yang tadinya miskin tapi baik dan shaleh, kini menjadi Qarun
yang kaya raya akan tetapi sombong dan durhaka.Saking kayanya, kunci-
kunci gudang kekayaannya tidak dapat lagi dipikul oleh mausia, tapi
dibawa oleh 60 ekor unta (al-Qashash ayat 76).

Qarun pernah pamer kekayaan; ia keluar dengan pakaian yang sangat mewah,
di dampingi oleh 600 orang pelayan; 300 laki-laki dan 300 lagi pelayan
perempuan. Bukan hanya itu, ia juga dikawal oleh 4000 pengawal dan
diiringi oleh 4000 binatang ternak yang sehat, plus 60 ekor unta
yang membawa kunci-kunci kekayaannya.

Orang-orang yang melihat saat itu, banyak yang terkesima dan kagum.
Bahkan, sebagian mereka ada yang mengatakan: “Sungguh sangat ingin
sekali seandainya bisa seperti Qarun” (al-Qashash: 79).

Sayang, dia sombong, dia sangat pelit dan dia sangat durhaka.Allah
marah, dan seluruh kekayaannya amblas ditelah bumi.

Bagaimana kisahnya?

Suatu hari Nabi Musa as diperintahkan oleh Allah untuk mengerjakan
Zakat.Nabi Musa as lalu mengutus salah seorang pengikutnya untuk
mengambil zakat dari Qarun. Begitu sampai, Qarunlangsung marah, dan
tidak mau memberikan sedikitpun dari kekayaannya.

Karena, menurutnya kekayaannya itu adalah hasil kerja keras dan
usaha sendiri, tidak ada kaitan dengan siapapun juga tidak ada
kaitan dengan Allah atau dewa. Dalam kaitannya dengan peristiwa ini,
Allah mencatatnya dalam al-Qashash ayat 78

“Qarun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu
 yang ada padaku.” Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah
sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat
daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu
ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka”

Kesombongan dan keserakahan Qarun membuat Allah murka dan pada
akhirnya menenggelamkannya beserta kekayaannya dalam perut bumi.

“Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi.Maka
tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab
Allah.Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela
(dirinya)”. (QS: al-Qashash: 81)

Tempat di mana Qarun dan seluruh kekayaannya dibenamkan oleh Allah
ke dalam bumi ini, berada di sebuah tempat yang kini dikenal
dengan sebutan Danau Qarun (Bahirah Qarun).Tidak ada satupun
kekayaan Qarun yang tersisa, selain puing-puing istananya yang
sampai saat ini masih berdiri kokoh.

Istana ini mengingatkan sekaligus menjadi saksi dan pelajaran
bagi ummat sesudahnya, bahwa siapapun yang pongah, sombong dan
kikir, nasibnya akan seperti Qarun, hancur, binasa.

Sejak ditenggelamkannya Qarun dan kekayaannya ke dalam bumi, maka
sejak saat itulah sampai sekarang, setiap kali mendapatkan harta
yang berada di dalam tanah atau di dalam bumi, kita seringkali
menyebutnya dengan Harta Karun.

________________________________________

Hikmah dari  Kisah Qarun
________________________________________







Sosok Qarun adalah kisah nyata yang diceritakan Allah untuk bisa
kita tarik menjadi pelajaran.Dalam dunia yang serba materialism
ini banyak orang seperti  Kisah Qarun di sekitar kita.

Mereka adalah orang-orang yang terbuai dengan kenikmatan dunia
dan melupakan karunia Allah yang dirizkikan kepadanya.
Boleh jadi kita pun terkena sifat qorunisme yang berbahaya ini.
Agar kita dapat mengambil hikmah dari peristiwa Qarun ini, maka
kita harus senantiasa berpegangan dengan apa yang diwahyukan
Allah dan juga yang disabdakan Rasulullah.

Dalam surat al-Qashash yang mengisahkan tentang Qarun, pelajaran
yang dapat dipetik adalah bahwa manusia tidak boleh sombong dengan
harta benda yang dimiliki dan memamerkannya, tidak boleh membanggakan
diri serta tidak boleh iri terhadap harta benda yang dimiliki
oleh orang lain.

Kisah Qarun tidak lebih sebuah narasi yang bercerita tentang
keserakahan terhadap dunia. Perasaan sombong, angkuh, merasa
paling hebat, iri hati adalah gambaran manusia yang menautkan
diri pada hal keduniawian.Tak salah jika Imam Ghazali mengibaratkan
dunia ini seperti meja yang membentang luas, yang disediakan bagi
tamu-tamu yang datang dan pergi silih berganti.Di atas meja
tersebut terhampar piring emas dan perak, makanan, dan minuman,
yang berlimpah ruah.

Tamu yang arif bijaksana makan dan minum tidak lebih dari yang
ia perlukan. Sementara orang yang bodoh, dengan rakusnya mencoba
membawa piring-piring emas dan perak hanya untuk memamerkan dirinya
dan merebut makanan dan minuman yang ada di kanan dan kirinya.

Senada dengan gambaran Ghazali, nabi dalam sabdanya menyebut
harta itu hijau, sedap dipandang mata dan manis.
...................................
“ Dari Hakim bin Hizam RA berkata: Saya pernah meminta
Rasulullah maka beliau memberiku, maka saya meminta lagi dan
beliau memberiku, kemudian saya meminta lagi maka beliau memberiku.
Kemudian beliau bersabda: Hai Hakim! Harta itu hijau, sedap
dipandang mata dan manis. Barang siapa mengambilnya denga hati
pemurah, Allah akan memberinya berkah. Dan barang siapa
mengambilnya dengan hati loba dan tamak, tidak akan diperoleh
berkah dari harta tersebut seperti orang yang makan tidak
pernah kenyang……( HR. Bukhari)

Dewasa ini manusia sudah kerap terjebak pada ideologi modern yakni
materialisme. Ideologi ini berdasarkan gagasan bahwa materi, harta
atau kekayaan merupakan tolok ukur mulia tidaknya seseorang.

Semakin kaya seseorang berarti ia dipandang sebagai orang mulia
dan semakin sedikit materi atau harta yang dimilikinya  berarti
ia dipandang sebagai seorang yang hina dan tidak patut dihormati.

Maka di dalam sebuah masyarakat yang telah diwarnai sikap
materialisme maka imbasnya adalah setiap anggota masyarakat
akan berlomba mengumpulkan harta sebanyak mungkin dengan cara
bagaimanapun, baik itu jalan halal, syubhat maupun haram.

Dalam sebuah masyarakat berideologi materialisme semua orang
manjadi sangat iri dan berambisi menjadi kaya setiap kali
melihat ada orang berlimpah harta lewat di tengah kehidupan
mereka.Kehidupan hanya dipandang berdasarkan materi belaka.

Sehingga nilai-nilai yang bersifat imaterial dianggap sebagai
suatu yang irasional seperti relegiusitas maupun aspek-aspek
nilai kemasyarakatan.

Dalam kaitannya dengan materelisme buta, Allah menampilkan sosok
Qorun yang diabadikan dalam al-Qur’an sebagai pribadi yang amat
serakah dengan harta.Tentu dibalik cerita tersebut ada maksud
Allah supaya manusia mengambil himah dibalik Kisah Qarun.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Qashash.

“Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi.Maka
tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap
azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat)
membela (dirinya). Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-
citakan kedudukan Karun itu, berkata: “Aduhai, benarlah Allah
melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-
hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan
karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita
(pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang- orang yang
mengingkari (nikmat Allah).” (QS: Al_Qashash:81-82)
Kalau kita tengok kondisi sekarang ini, maka keadaannya sangat
mirip dengan zaman Qarun tersebut.Berbagai kemewahan tokoh kaya,
selebritis, artis, olahragawan dan pejabat dipertontonkan di
televisi dan media lainnya sehingga masyarakat berdecak kagum
dan tentunya menjadi iri dan berambisi ingin menjadi hartawan
seperti mereka pula.

Sedemikian kuatnya ambisi tersebut terkadang muncullah berbagai
kasus mengerikan di tengah masyarakat.Sebut saja munculnya
perdagangan bayi, penjualan organ tubuh, pelacuran, korupsi,
pencurian, perampokan.Semua dilakukan karena terbuai dengan
mimpi ingin secara instan menjadi seorang yang kaya.

___________________________

Kesimpulan
___________________________

Qarun merupakan simbul sosok keserakahan yang dikisahkan dalam
Al-Qur’an.Keserakahan terhadap harta benda menutup kebenaran
dalam diri Qarun.Ia yang sebelumnya merupakan pribadi yang shaleh,
menjadi individu yang congkak, kikir dan angkuh setelah Allah
menganugerahkan rezeki yang melimpah. Tertutupnya kebenaran
dalam diri Qarun menyebabkan murka Allah dengan menenggelamkan
dirinya serta harta bendanya dalam perut bumi.

Dalam kehidupan modern ini, sifat-sifat Qarun ternyata juga
menjangkiti sebagian manusia yang tidak memiliki keteguhan iman.
Keinginan materi yang melimpah diusahan dengan berbagai cara
meskipun harus bertentangan dengan norma agama maupun nilai-nilai
kesusilaan.

Untuk membentengi diri dari sifat-sifat Qarunisme, kita harus
senantiasa berpegang teguh dengan firman Allah dan juga sabda
rasulullah. Jika hal tersebut mampu diimplikasikan dalam kehidupan
ini, maka jaminan kebahagiaan dunia dan akhirat akan bisa diraih.
Inilah Istana Qarun

Qasru el-Qarun atau dikenali sebagai istana Qarun terletak di
pinggir Tasik Qarun dan hampir 40 kilometer dari bandar Fayyoum.
Istana ini sisa sebagiannya masih kokoh hingga kini dan tidak
ditenggelamkan oleh Allah hingga saat ini sebagai pengiktibaran
 untuk umat manusia. Dipercayai terdapat 360 buah bilik di dalam
istana ini yang menyamai 360 hari dalam setahun. Terdapat tiga
tingkat yang menempatkan kaum kerabat dan tempat menyimpan harta
Qarun tidak termasuk beberapa lapisan di bawah istana tersebut.

Al-Quran menerangkan tentang penampilan Qarun suka mempamerkan
kebesaran dan kekayaannya. Kebiasaannya ia dilakukan tiada motif
tertentu kecuali ia merupakan strategi menarik perhatian ramai
agar ia dikagumi sebagai idola. Dengan mempamerkan kekayaannya
juga bermaksud memberikan pesan bahawa ia mampu melakukan
segala-gala, mengupah, membeli dan membiayai apa saja dan
berapa saja.

Dalam penceritaan selanjutnya al-Quran menyebut tentang adanya
kelompok yang memang mengagumi Qarun, iaitu golongan material
yang terlalu ghairah untuk menjadi kaya dengan cara apa saja.

Mereka ingin menjadi Qarun, kerana ia adalah lambang kejayaan
seorang usahawan, kejayaan yang hanya diukur dari jumlah yang
tertimbun, tanpa mengambil kira dari mana diperoleh dan ke mana
dibelanjakan. Kerana itu Qarun mengakhiri hayatnya dengan nasib
yang sangat tragik, hancur luluh ditelah bumi.al-Quran memberikan
gambaran, bagaimana Qarun terbenam ke dalam bumi bersama rumah
dan isinya  sekalian . – sejarah mesir -

__________________________________________

LOKASI DITENGGELAMKANNYA QARUN.
__________________________________________



















Ket :
Danau Qarun

Di manakah lokasi ditenggelamkannya Qarun tersebut? Mengapa banyak
orang menganggap bila mereka menemukan harta terpendam selalu
mengatakan dengan sebutan harta karun? Benarkah ia harta karun?

Menurut beberapa riwayat, lokasi tempat ditenggelamkannya Qarun
beserta rumahnya ke dalam bumi itu terjadi di daerah Al-Fayyum,
sekitar 90 kilometer (km) atau dua jam perjalanan dengan menggunakan
mobil dari Kairo, ibu kota Mesir.

Menurut penduduk setempat, nama danau itu adalah Bahirah Qarun
(laut Qarun). Di sekitar Al-Fayyum ini yang tersisa hanya berupa
puing-puing istana Qarun.

Di lokasi ini, terdapat sebuah danau yang sangat luas. Panjang danau
mencapai 30 km dengan lebar danau sekitar 10 km dan kedalaman mencapai
30-40 meter.Menurut DR Rusydi al-Badrawy, dalam bukunya Qashash
al-Anbiya’ wa al-Tarikh (Kisah Para Nabi dan Sejarahnya), Bahirah
Qarun ini dulu pernah dilakukan penelitian oleh ahli Geologi dari
Eropa Barat.

Penelitian difokuskan untuk membuktikan, apakah di lokasi tersebut
pernah terjadi sebuah bencana berupa gempa hingga menenggelamkan
Qarun beserta rumahnya, seperti diungkapkan dalam Alquran.

Hasilnya? Setelah melalui pengkajian yang komprehensif, tulis
Rusydi al-Badrawy, para peneliti dari Eropa itu berkesimpulan
bahwa di zaman dahulu kala, benar di lokasi itu pernah terjadi
bencana berupa gempa bumi yang sangat besar, terutama di bagian
sebelah selatan danau Qarun.”

Ini membuktikan bahwa kisah Qarun pernah terjadi di sekitar danau
tersebut,” tulis Rusydi. Dan, menurut penduduk Mesir, di Al-Fayyum
ini dulunya Qarun tinggal.

Kini, danau Qarun tampak tenang. Meski di baliknya menyimpan
Sebuah pelajaran yang sangat berarti bagi umat manusia. Yakni,
kesombongan dapat membinasakan dirinya, sebagaimana yang terjadi
pada Qarun.Rusydi menjelaskan, danau ini sudah ada sejak dahulu
sebelum Qarun ada.

Danau tersebut dulunya merupakan sebuah danau kecil yang disebut
dengan Munkhafazh al-Laahun.

Tentu saja masih diperlukan penelitian yang lebih mendalam di
lokasi ini mengenai ditenggelamkannya Qarun. Sebab, bila di situ
benar tempat Qarun ditenggelamkan bersama hartanya, tentunya akan
ditemukan sejumlah harta kekayaan Qarun yang banyak itu.

Mengenai pendapat yang menisbatkan setiap harta terpendam yang
ditemukan dinamakan harta Karun, hanyalah sebuah perumpaan yang
tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Wa Allahu A’lam. n sya/berbagai sumber
Peninggalan Qarun di Al-Fayyum



















Ket :
Pintu Masuk Istana Qarun

Sekitar 150 kilometer (km) di Barat Daya Kairo, Mesir, tepatnya
di Al-Fayyum, terdapat reruntuhan bangunan yang dipercaya sebagai
tempat tinggal Qarun.

Tempat ini berdekatan dengan Danau Qarun ( Qarun lake ), atau kurang
lebih berjarak sekitar 2 km. Menurut beberapa sumber, bangunan yang
masih berdiri kokoh adalah benteng yang dibangun oleh Qarun. Namun,
ada pula yang mengatakan, bangunan itu adalah istana milik Qarun
( Qasharu Qarun ).

Bangunan yang tersisa di kampung Abaza atau Al-Fayyum ini, hanya
berupa puing-puingnya. Namun demikian, orang yang berkunjung ke
lokasi ini dapat menikmati sisa-sisa kekayaan Qarun dengan
bangunannya yang sangat megah. Dua buah tiang yang menandakan
kemegahan bangunan yang didirikan di zaman Qarun, masih tampak
kokoh berdiri di dekat pintu masuk.

Masuk ke dalam bangunan, pengunjung juga dapat menyaksikan kemegahan
istana Qarun. Menurut Aep Saepulloh Darusmanwiati, salah seorang
pemandu wisata salah satu biro perjalanan wisata, istana Qarun ini
belum selesai digali.

Masih banyak bangunan dan kamar-kamar atau ruangan di bahwa tanah
yang belum sempat digali, barangkali karena pemerintah Mesir tidak
menganggarkan untuk menggalinya.

”Para pengunjung juga dapat naik ke atas istana sekaligus dapat
menyaksikan bagian-bagian kamar yang dibuatnya. Seni arsitekturnya
sangat luar biasa.

Hal ini tampak dari jendela yang dibuat dari batu besar yang
dipahat sangat indah dan cantik untuk memasukkan sinar matahari.”
Sementara itu, pada bagian paling atas, para pengunjung dapat
melihat ada dua gambar menempel di tembok.

Gambar pertama adalah seorang manusia berkepala buaya yang merupakan
jelmaan dari Dewa Sobek, penguasa Al-Fayyum, dan kedua manusia biasa,
hanya sayang yang tampak tinggal bagian perut ke bawah saja, kepalanya
sudah tidak ada.

Manusia ini boleh jadi adalah Qarun. Dua gambar dimaksud bermakna:
”Dewa Sobek akan selalu melindungi dan menaungi Qarun.” Wa Allahu
A’lam. sya/berbagai sumber

Al-Fayyum: 1000 Hari

Al-Fayyum, tempat yang diyakini sebagai tempat tinggal Qarun pada
zaman Nabi Musa dahulu, menurut riwayat sudah ada sejak zaman Nabi
Yusuf Alaihissalam.Seperti dikutip Aep Saepullah dalam artikelnya yang
berjudul Menjelajahi Kota Al-Fayyum, berdasarkan keterangan para
ulama Islam yang dimuat dalam sejumlah karya klasik disebutkan,
Nabi Yusuf yang pertama kali membangun Kota Al-Fayyum.Konon, sewaktu
membangun kota ini, Nabi Yusuf memerlukan waktu sekitar 70 hari.

Aep Saepullah menambahkan, Al-Fayyum berasal dari bahasa Arab,
yakni Alfu Yawmin yang berarti 1000 hari. Ada dua versi mengenai
nama Al-Fayyum.

Pertama, sebagaimana ditulis oleh Imam al-Humairy dalam bukunya
ar-Raudh al-Mu’thar fi Khabar al-Aqthar, disebut Alf Yaum karena
perharinya pajaknya mencapai 1000 ( alf ) dinar. Ini artinya, pajak
satu hari di Al-Fayyum sama dengan seribu hari ( alf yaum ) di kota-
kota Mesir lainnya. Hanya, riwayat ini tidak masyhur di kalangan para
ahli sejarah.

Riwayat kedua, dan riwayat ini merupakan riwayat yang paling masyhur,
bahwa penamaan Al-Fayyum ini erat kaitannya dengan Nabi Yusuf AS.
Saat itu, setelah Nabi Yusuf mendekam di penjara selama 7 tahun,
setahun kemudian Nabi Yusuf diangkat menjadi menteri perbendaharaan
Mesir.

Tugas pertama adalah menangani musim paceklik yang akan menimpa Mesir,
selama tujuh tahun. Lalu, Nabi Yusuf menggali tiga buah selat di
sekitar Sungai Nil untuk mengalirkan airnya ke Al-Fayyum, yaitu
selat bagian barat, timur, dan bagian atas, hulu ( upper, sha’id ).

Dengan digalinya tiga selat tersebut, daerah Al-Fayyum menjadi subur
dan hijau, karena air sudah masuk, baik dari Sungai Nil maupun air
yang keluar dari dalam tanah. Setelah itu, Nabi Yusuf membangun 360
kampung di Kota Jaubah (Al-Fayyum) tersebut. Jumlah tersebut disesuaikan
dengan jumlah hari dalam satu tahun (satu tahun berkisar sekitar 360 hari)
dengan maksud bahwa satu kampung di Kota Al-Fayyum ini dapat mencukupi
kebutuhan seluruh penduduk Mesir saat itu dari kelaparan dan kekeringan.
Namun, proyek pembangunan itu diselesaikan hanya dalam waktu 70 hari.

Ketika raja Mesir saat itu melihat pembangunan yang dilakukan Nabi Yusuf,
ia berkata: “Luar biasa, hanya dengan 70 hari saja, Yusuf dapat membangun
kota ini, padahal untuk dapat seperti ini, minimal diperlukan waktu
seribu hari ( Alf Yawm ).

Ini betul-betul pertolongan dari langit”. Sejak itulah, nama Jaubah
berubah mejadi Alf Yawm yang kemudian disingkat lagi menjadi kota Al-Fayyum.
Dengan ide luar biasa Nabi Yusuf inilah, Kota Al-Fayyum sekarang menjadi
kota paling banyak airnya di Mesir.

Orang-orang Mesir menyebut Al-Fayyum sebagai Makhzan al-Maa’ (gudangnya air).
Saking banyaknya air, hingga saat ini dapat dijumpai beberapa kolam ikan
di Fayyum, sesuatu yang tidak akan dijumpai di provinsi-provinsi Mesir
lainnya, selain di Fayyum.

Menurut para ahli sejarah, air yang ada di Al-Fayyum ini sangat memengaruhi
warna dan rasa dari Sungai Nil yang ada di Mesir secara umum. Apabila air
di Al-Fayyum ini surut, warna dan rasa air Nil akan berubah di seluruh Mesir.
Sekalipun sampai saat ini, belum terjadi, akan tetapi hemat penulis, hal
demikian masih sangat mungkin, karena semua itu berkat ide brilian Nabi
Yusuf yang menimbang dan mengukur ketinggian air Nil dimaksud.

Karena kesuburannya ini juga, Al-Fayyum termasuk provinsi yang banyak
menghasilkan padi, yang tentunya tanaman padi ini jarang ditanam di
provinsi lain, mengingat terlalu banyak memerlukan air. Itulah
Al-Fayyum, provinsi paling subur di Mesir.

Ketika Yunani berkuasa di Mesir, Kota Al-Fayyum diganti dengan nama
Crocodilopolis atau dalam bahasa Arab disebut dengan Madinah at-Timsah
yang berarti Kota Buaya. Hal ini mengingat di Al-Fayyum dahulunya banyak
sekali buaya yang berkeliaran. Untuk itu pula, dewa yang berkuasa
dan menguasai Al-Fayyum–menurut kepercayaan Mesir Kuno–bernama Dewa
Sobek yang digambarkan dengan tubuh manusia, tapi berkepala buaya.
Kincir (as-Sawaqi)

Di antara tempat yang menjadi objek wisata lainnya di Al-Fayyum adalah
kincir air. Kincir-kincir ini merupakan ciri khas dari Kota Al-Fayyum.
Bahkan, Al-Fayyum adalah satu-satunya kota di Mesir yang mempunyai kincir air.
Menurut penduduk setempat, ide pertama membuat kincir tersebut adalah dari
Nabi Yusuf, ketika ia menata dan membangun Kota Al-Fayyum.

Di Al-Fayyum sendiri ada lebih dari 200 kincir. Hanya, kincir yang berada
di dalam Kota Al-Fayyum lain dari yang lain.
Kelainannya adalah bunyi dari kincir tersebut. Kincir-kincir lainnya tidak
mengeluarkan suara atau bunyi. Bunyi kincir yang seperti orang yang sedang
kesulitan, mohon bantuan itu, oleh penduduk Al-Fayyum sendiri dinisbahkan
kepada suara Qarun.

Bahwa, suara itu adalah suaranya Qarun yang setiap saat menyesali
perbuatannya. Apakah betul atau tidak? Wa Allahu ‘alam.

* Galeri :


























Sumber :
http://muharikul-islam.blogspot.co.id/2013/06/kisah-tentang-qarun.html

_______________

Penutup
_______________

Demikian infonya para kaum muslimin muslimat sekalian...!

Kiranya kita semua memperoleh menfaat dari postingan ini, khsusnya
dibidang pengendalian diri dibidang kepemilikan harta ini.

Wassalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...!

________________________________________________________________________
Cat :


No comments:

Post a Comment